DHARMASRAYA – Masjid Agung Dharmasraya yang merupakan salah satu Ikon di Kabupaten Dharmasraya diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimujiono, Jum’at, (06/01/23). Masjid ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Kabupaten Dharmasraya, yang akan menjadi sebuah wisata religi dan sebagai pusat pendidikan tempat menanamkan nilai-nilai ketaqwaan dan penyebaran syiar Islam. Serta sebagai untuk membangun ekonomi kesejahteraan umat.
CATATAN HASANAH
Daripada Sibuk Mengutuk Kegelapan, Lebih Baik Nyalakan Dirimu Dan Jadilah Penerang
Masjid Agung Dharmasraya Diresmikan, Menteri PUPR Minta Agar Dipelihara Dengan Baik
DHARMASRAYA – Masjid Agung Dharmasraya yang merupakan salah satu Ikon di Kabupaten Dharmasraya diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimujiono, Jum’at, (06/01/23). Masjid ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Kabupaten Dharmasraya, yang akan menjadi sebuah wisata religi dan sebagai pusat pendidikan tempat menanamkan nilai-nilai ketaqwaan dan penyebaran syiar Islam. Serta sebagai untuk membangun ekonomi kesejahteraan umat.
Sutan Riska Terima Penghargaan Bupati Pendukung Gerakan Zakat Sumbar
Padang, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan terima penghargaan sebagai Bupati Pendukung Gerakan Zakat Sumbar, pada malam Anugerah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Award Tahun 2022, Padang, Rabu (28/12) malam.
Kisah Tsa'labah Menjadi Pelajaran bagi Umat Islam
Tsalabah Ibn Hathib al-Anshari adalah contoh orang yang gagal menjaga sikap istiqamahnya. Dia membuat Allah geram atas sifat kikirnya. Empat ayat diturunkan Allah untuk mengingatkannya dan mengingatkan umat Muslim lainnya di seluruh penjuru dunia.
Suatu hari Tsa'labah dikisahkan datang menghadap Rasulullah. Tanpa basa-basi dia minta Rasulullah untuk memohon kepada Allah supaya dia dianugerahi rezeki. Namun, Rasulullah menolak permintaan tersebut.
Meskipun demikian, Tsa'labah tidak bosan-bosannya mendesak Rasulullah untuk memenuhi maunya. Doakanlah kepada Allah agar Dia memberiku harta kekayaan, pinta Tsa'labah.
Meski kerap ditolak, Tsa'labah memohon sekali lagi. Namun, kali ini pun Rasulullah menolak kembali. A"pakah kamu tidak senang menjadi manusia seperti Nabi Allah? Demi Zat yang men-guasai diriku, andaikan aku ingin agar gunung itu berjalan di sampingku sebagai emas dan perak, niscaya ia melakukannya," tutur Rasulullah.
Untuk meluruhkan hati Rasulullah, Tsa'labah kemudian mengucapkan sumpahnya. "Demi Zat yang telah mengutusmu dengan hak. Jika engkau memohon kepada Allah, lalu Dia memberiku harta kekayaan, niscaya aku akan memberikan hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya,"ujarnya.
Rasullulah memegang janji Tsa'labah. Dia akhirnya mengamini keinginan Tsa'labah dan berdoa untuk Tsa'labah agar Allah memberikannya rezeki dan memberkahinya. "Ya Allah, anugerahkanlah harta kekayaan kepada Tsa'labah, ujar Nabi.
Allah memenuhi doa Rasulullah, sehingga akhirnya Tsa'labah mendapatkan seekor unta dan domba.Tsa'labah sangat senang. Setiap hari dia berusaha menggemukkan ternaknya, membuat ternaknya bisa menghasilkan susu yang banyak untuk bisa dijual. Tsa'labah masih teguh bersikap istiqamah saat memenuhi panggilan jihad pada Perang Badar.
Seusai perang, dia kembali pada ternaknya. Dia menggembalakannya, menggemukkan yang kurus, dan membesarkan yang kecil. Harinya semakin sibuk seiring bertambahnya jumlah ternak yang dimilikinya. Mereka beranak pinak bak belatung hingga Madinah menjadi penuh sesak.
Akibatnya, dia dan ternaknya menyingkir dan tinggal di sebuah lembah dekat Madinah sehingga dia masih bisa shalat Zhuhur dan Ashar dengan berjamaah. Sedangkan, shalat lainnya dilakukannya sendirian.
Ternaknya terus bertambah dan dia menjadi sangat sibuk. Akhirnya, Tsa'labah mulai meninggalkan shalat Jumat. Dia hanya menemui orang-orang yang lewat padang gembalaannya untuk menuju shalat Jumat di Masjid Madinah dan hanya untuk menanyakan kabar.
Saat itu, Rasulullah menangkap ada hal yang aneh dari Tsa'la bah. Dia pun bertanya kepada dua pengendara unta yang ditemuinya. Apa yang dilakukan oleh Tsa'labah? Mereka menceritakan soal ternak Tsa'labah kepada Nabi. Rasul terkejut dan bersabda.
"Aduh celaka Tsa'labah, aduh celaka Tsa'labah, celaka Tsa'labah,"tuturnya.
Tsa'labah juga bersikap kikir. Dia menghindari kewajiban berzakat. "Ini hanyalah pajak, ini adalah semacam pajak. Aku tidak tahu, apa ini? Pergilah sehingga selesai tugasmu, nanti kembali lagi kepadaku," elak Tsa'labah kepada utusan Rasulullah.
Kabar ini sampai ke telinga Nabi dan membuatnya gusar. Maka, Allah kembali menurunkan firmannya dalam surah at-Taubah ayat 75-77 yang berisi sindiran kepada orang-orang yang sebelumnya berikrar akan menyedekahkan sebagian hartanya jika dikaruniai oleh Allah berupa kekayaan, tetapi setelah diberi kekayaan mereka justru menjadi kikir dan berpaling. Karena sikap seperti itu, Allah kemudian menanamkan kemunafikan pada hati mereka sampai tiba ajal sebab mereka telah memungkiri ikrar dan berdusta.
Ketika ayat itu disampaikan Rasulullah kepada para sahabatnya, ada salah seorang kerabat Tsa'labah yang ikut mendengar dan kemudian menyampaikan hal itu kepada Tsa'labah yang menjadi kalang kabut.Dia pun pergi menemui Nabi dan memohon agar beliau mau menerima zakat darinya.
Namun, Nabi tak mau menerimanya. Sesungguhnya Allah melarangku untuk menerima zakatmu. Kemudian, Tsa'labah yang sangat menyesal melaburi kepalanya dengan tanah. Lalu, Rasulullah berkata kepadanya, Inilah amalanmu. Aku telah memerintahkan sesuatu kepadamu, tetapi engkau tidak mau mematuhiku.Hingga Rasulullah dan para khalifah tidak menerima sedikit pun zakatnya.
Demikianlah kisah-kisah keistiqamahan dalam Alquran. Sikap istiqamah membawa para pelakunya menjadi penghuni surga. Mereka kekal didalamnya dan menikmati ganjaran atas semua amal perbuatannya.Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah. kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak (pula) berdukacita.
Mereka itulah penghuni-penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan. (QS al- Ahqaf: 13-14). Bersikaplah istiqamah, namun kalian tidak akan dapat menghitung nilai istiqamah. Ketahuilah, bahwa amalan kalian yang terbaik adalah shalat. Yang dapat memelihara wudhu hanyalah orang beriman. (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Akibat Tidak Mau Menunaikan Zakat, Kita Perlu Waspada!
Suatu hari ada sekelompok Tabiin yang tidak menunaikan zakat. Mereka lalu mengunjungi seorang Tabiin lain yang bernama Abu Sinan. Namun belum juga sempat bertanya, Abu Sinan berkata, "Mari ikut denganku bertakziah kepada tetanggaku, dimana saudaranya telah meninggal dunia,".
Setelah itu, mereka segera beranjak ke rumah tetangga Abu Sinan itu. Setibanya di sana, mereka melihat seorang lelaki yang menangis mengeluhkan saudaranya yang telah meninggal dan dimakamkan itu.
Melihat keadaan tersebut, para Tabiin yang datang berusaha menghibur dan menasehatinya dengan berkata, "Wahai Tuan, tidakkah engkau tahu bahwa kematian merupakan sebuah kepastian yang tidak bisa dihindari?”.
“Hal itu memang benar, tetapi aku menangisi saudaraku yang kini menghadapi siksa kubur!!” jawab lelaki itu.
Kemudian salah seorang Tabiin yang lain berkata, “Apakah Allah memperlihatkan kepadamu tentang berita ghaib itu?”
“Tidak, tetapi saat selesai memakamkannya dan orang-orang meninggalkan kuburnya, aku duduk sendirian meratakan tanah kuburan sambil mendoakannya. Tiba-tiba terdengar suara dari dalam tanah : Arghh, mereka telah meninggalkanku sendirian menghadapi siksa ini. Padahal aku benar-benar telah berpuasa, dan aku juga benar-benar melaksanakan salat," jawab lelaki tersebut.
Lelaki itu lalu terdiam sesaat dan berusaha menahan isak tangisnya dan berkata lagi, “Mendengarperkataan tersebut, aku jadi menangis dan menggali lagi kuburannya untuk melihat apa yang sedang dihadapinya. Ternyata aku melihat api yang menyala-nyala di sana, dan terdapat sebuah kalung dari api yang melingkari lehernya. Sehingga rasa sayang dan kasihan tersebut, membuatku ingin mengurangi deritanya. Maka aku mengulurkan tangan untuk melepas kalung api itu, tetapi tangan dan jari-jemariku justru tersambar api sebelum sempat menyentuhnya….!!”
Setelah itu, ia menunjukkan tangannya yang terlihat menghitam akibat bekas terbakar. Lelaki itu menambahkan, “Aku segera menutup kembali kuburnya, dan terus menerus bersedih, menangis dan menyesali keadaan dirinya….!!”
Mendengar perkataan lelaki itu, sehingga para Tabiin bertanya, "Wahai Tuan, sebenarnya apa yang telah dilakukan saudaramu di dunia ini hingga mendapat siksa kubur seperti itu?”
"Dia tidak mengeluarkan zakat hartanya!!” ujar lelaki itu.
Kemudian Muhammad bin Yusuf al Qiryabi salah seorang dari para tabiin itu berkata, “Peristiwa itumembenarkan firman Allah SWT: Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Ali Imran 180). Sedangkan saudaramu itu disegerakan siksanya di alam kubur hingga hari kiamat tiba….”
Tak lama setelah itu, para Tabiin berpamitan dan mereka mendatangi rumah Abu Dzaar Al Ghifari yang merupakan salah satu sahabat Nabi SAW. Mereka segera menuturkan kisah lelaki tetangga Abu Sinan itu, dan menutup ceritanya dengan pertanyaan, “Kami telah banyak melihat orang-orang Yahudi, Nashrani dan Majusi mati, tetapi kami tidak pernah mendengar cerita yang seperti ini!!”
Abu Dzarr berkata, “Mereka (kaum Yahudi, Nashrani dan Majusi) telah jelas tempatnya di neraka, adapun Allah SWT memperlihatkan keadaan orang-orang yang beriman (yang mengalami siksa) itu kepada kalian, agar kalian dapat mengambil ibarat (pelajaran).
Bukankah Allah SWT telah berfirman : Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka Barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara kamu. (QS al An’am 104).”
Kisah Tukang Kayu Menemani Mayat Konglomerat Dalam Kubur Selama 40 Hari
Alkisah seorang Konglomerat yang sangat kaya raya menulis surat wasiat: “Barang siapa yang mau menemaniku selama 40 hari di dalam kubur setelah aku mati nanti, akan aku beri warisan separuh dari harta peninggalanku.”