1. Berpuasa dengan benar.
Rasulullah n bersabda, “Barangsiapa berpuasa karena keimanan dan semata-mata mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
(a). Menjauhi kemaksiatan, perkataan dan perbuatan sia-sia.
Rasulullah n bersabda, “Barangsiapa yang tidak menahan diri dari ucapan dusta dan perbuatan buruk maka sedikitpun Allah tidak sudi menerima puasanya meskipun ia menahan diri dari makan dan minum.” (HR. al-Bukhari).
(b). Berniat puasa pada malamnya, mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka dengan membaca do’a berbuka:
ذَهَبَ الظَّمأُ ، وابْتَلَّتِ العُرُوقُ ، وثَبَتَ الأجرُ إِن شاءَ اللهُ
“Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, Insya Allah”. (HR. Abu Dawud)
2. Shalat Tarawih.
Nabi n bersabda, “Barangsiapa menunaikan qiyamullail pada bulan Ramadhan, karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
“Siapa saja yang shalat Tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk”. (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah).
3. Bershadaqah.
Rasulullah n adalah orang yang sangat dermawan; kebaikan dan kedermawanan beliau pada bulan ini melebihi angin yang berhembus. Rasulullah n bersabda, “Seutama-utama shadaqah adalah shadaqah di bulan Ramadhan”. (HR. at-Tirmidzi).
Shadaqah ini di antaranya adalah:
(a). Memberi makan.
Para Salafus Shalih senantiasa berlomba dalam memberi makan kepada orang lapar dan yang membutuhkan. Nabi n bersabda, “Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi makan saudaranya sesama mukmin yang lapar, niscaya Allah akan memberinya buah-buahan Surga. Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi minum saudaranya sesama mukmin yang haus, niscaya Allah akan memberinya minuman dari Rahiqul Makhtum”. (HR. at-Tirmidzi dengan sanad hasan).
(b). Menyediakan makanan berbuka.
Nabi n bersabda, “Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi ahala orang yang berpuasa itu sedikitpun”. (HR. at-Tirmidzi, hasan shahih).
Dalam riwayat lain dikatakan, “…mendadi penghapus dosanya dan menjadi pembebas sirinya dari api Neraka…”
4. Banyak membaca Al-Qur’an.
Malaikat Jibril memperdengarkan al-Qur’an kepada Rasulullah n pada bulan Ramadhan. Utsman bin Affan z mengkhatamkannya pada setiap hari Ramadhan. Sebagian Salafus Shalih mengkhatamkan setiap 3 malam sekali dalam shalat Tarawih. Imam asy-Syafi’i dapat mengkhatamkan 60 kali di luar shalat dalam bulan Ramadhan. Rasulullah n, para Shahabat dan shalafus Shalih seringkali menangis tatkala membaca atau mendengar al-Qur’an.
5. Tetap duduk di dalam masjid hingga terbit matahari.
Rasulullah n bersabda, “Barangsiapa shalat fajar berjama’ah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir mengingat Allah, hingga terbit matahari lalu shalat dua raka’at (Dhuha), maka seakan-akan ia mendapat pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna”. (HR. at-Tirmidzi, di-shahihkan oleh al-Albani).
6. Mencari malam Lailatul Qadar.
Terutama pada malam-malam ganjil di akhir Ramadhan dengan memperbanyak do’a:
اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan menyukai untuk mengampuni, maka ampunilah aku”. (HR. at-Tirmidzi).
“Barangsiapa shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. al-Bukhari dan Muslim). “Diampuni juga dosa yang akan datang”. (dalam Musnad ahmad dari ‘Ubadah).
7. I’tikaf.
Yakni menetapi masjid dan berdiam di dalamnya dengan niat mendekatkan diri kepada Allah.
“Bila masuk 10 (hari terakhir bulan Ramadhan) Nabi n me-ngencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dengan ibadah dan membangunkan keluarganya”. (HR. al-Bukhari).
“Bahwasanya Nabi n senantiasa ber’itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan hingga Allah mewafatkan beliau”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
8. Umrah di bulan Ramadhan.
Rasulullah n bersabda, “Umrah di bulan Ramadhan sama seperti ibadah haji”. Dalam riwayat lain, “sama seperti menunaikan haji bersamaku”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
9. Memperbanyak istighfar, dzikir dan do’a.
Terutama di saat sahur, berbuka, hari Jum’at, dan sepertiga malam terakhir sepanjang bulan Ramadhan. (Redaksi an-Nur).
[Kaifa Na’isyu Ramadhan, Syaikh Abdullah ash-Shalih.]
Sumber : Alsofwa