Filosofi Bambu : Membangun Pondasi

ardios | 3:09:00 PM | |
Suatu hari dalam keadaan putus asa seseorang memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. Maka dia pergi ke rumah seorang kakek yang terkenal dengan bijaksananya. “Kakek yang bijaksana, berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti dari pekerjaan saya” katanya.

Si kakek membawa anak muda tersebut kebelakang rumah dan memberi jawaban yang mengejutkannya. “Lihat ke sekelilingmu anak muda”, katanya. “Apakah kamu memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada di hutan ini?” “Ya”, jawabnya.

Lalu Kakek berkata, “awal-awal mereka tumbuh, mereka mendapatkan perawatan yang sama. sama-sama dapat cahaya, sama-sama dapat air, tapi pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah, namun tidak ada yang terjadi dari benih bambu."

“Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu.”

“Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu. Begitu juga dengan tahun ke empat. ”

“Lalu pada tahun ke lima sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Bandingkan dengan pakis, yang kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Tuhan tidak akan memberikan ciptaanNya tantangan yang tidak bisa mereka tangani.”

“Tahukah kamu anak muda, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya kamu sedang menumbuhkan akar-akarmu, supaya bisa menahan bobot yang lebih besar nantinya”.

 “Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis, tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah.”

“Saatmu akan tiba”, dimana kamu akan tumbuh sangat tinggi.”

“Seberapa tinggi aku bisa tumbuh kek?” tanyanya.

“Sama dengan bambu, sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh, tentu setinggi yang mereka mampu karna tergantung kekuatan akarnya, begitu juga dengan kamu anak muda, seberapa tinggi tumbuh tergantung seberapa kuat pondasi yang kamu bangun, tentu saja ditentukan oleh proses belajar yang kamu jalani selama ini.” jawab si kakek.

Si anak muda mengangguk-angguk mulai memahami apa yang dikatakan si kakek sambil berkata, “terima kasih kek atas nasehatnya, mulai hari ini saya berjanji tidak akan gampang menyerah dan akan terus bekerja, karna saya sadar selain bekerja saya juga sedang membangun pondasi supaya bisa bertumbuh.  .”

Sahabat, jangan pernah menyesali hidup yang saat ini Anda jalani sekalipun itu hanya untuk satu hari. Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan, hari-hari yang kurang baik memberi pengalaman, kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini. Kadang kala kita sering gagal dalam melakukan segala sesuatu, ingatlah No one is perfect, jadi janganlah menyerah dan putus asa karena kegagalan yang kita alami ibarat sedang menumbuhkan akar-akar yang kuat agar suatu hari dapat tumbuh setinggi-tingginya.

Semoga bermanfaat




Comments
0 Comments

No comments: