Sepucuk Surat Dari Ibu dan Ayah

ardios | 9:51:00 PM | |

Anakku…..!!Ketika aku sudah semakin tua,aku berharap kamu memahami dan memiliki kesabaran untukku.

Suatu ketika aku memecahkan piring atau menumpahkan sup diatas meja, karena penglihatanku  berkurang.

Aku berharap kamu tidak marah, orang tua itu sensitif selalu merasa bersalah saat kamu berteriak.

Ketika pendengaranku semakin memburuk dan aku tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan.

Aku berharap kamu tidak memanggil aku “Tuli..!”

Mohon ulangi apa yang kamu katakan atau menuliskannya.

Maaf, Anakku…..Aku semakin tua.

Ketika lututku mulai lemah, aku berharap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku untuk bangun.

Seperti bagaimana aku selalu membantu kamu saat kamu masih kecil, untuk belajar berjalan.

Aku Mohon, jangan bosan denganku…Ketika aku selalu mengulangi apa yang aku katakan,seperti kaset rusak.

Aku berharap kamu terus mendengarkanku.

Tolong jangan mengejekku, atau bosan mendengarkanku.

Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil dan kamu ingin sebuah balon?

Kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang-ulang, sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.

….Maafkan juga bau ku, Tercium seperti orang yang sudah tua…..Aku mohon jangan memaksaku untuk mandi.

Tubuh kami lemah…..Orang tua mudah sakit karena mereka rentan terhadap dingin.

Aku berharap aku tidak terlihat kotor bagimu…

Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil?

Aku selalu mengejar-ngejar kamu….karena kamu tidak ingin mandi.

Aku berharap kamu bisa bersabar denganku, ketika aku mulai rewel.

Itu semua bagian dari menjadi tua….kamu akan mengerti ketika kamu tua nanti.

Dan jika kamu memiliki waktu luang, aku harap kita dapat berbicara. Bahkan untuk beberapa menit saja.

Aku selalu kesepian sepanjang waktu dan tidak memiliki seorangpun untuk di ajak berbicara.

Aku tau kamu sibuk dengan pekerjaan….Bahkan jika kamu tidak tertarik dengan ceritaku, Aku mohon berikan aku waktu untuk bersamamu.

Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil?

Aku selalu mendengarkan apapun yang kamu ceritakan tentang mainanmu.

Ketika saatnya tiba……Dan aku hanya bisa terbaring sakit dan sakit, aku berharap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku.

Maaf….kalau aku sampai mengompol dan membuat berantakan.

Aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku, selama beberapa saat terakhir dalam hidupku.

Aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama…Ketika waktu kematianku datang.

Kuharap kamu memegang tanganku dan memberikan aku kekuatan untuk menghadapi kematian.

Dan jangan kuatir….Ketika aku bertemu Sang Pencipta, aku akan berbisik kepadaNya.

Untuk selalu memberikan berkah kepadamu, karena kamu mencintai Ibu dan Ayahmu…

Terima Kasih atas segala perhatianmu, nak…..

Kami mencintaimu dengan kasih berlimpah, IBU dan AYAH




Comments
0 Comments

No comments: